Tuesday, August 16, 2011

Membongkar Kesesatan Doraemon, Dragon Ball, dan Sincan

Membongkar Kesesatan Doraemon, Dragon Ball, dan Sincan


Selasa, 04 May 2010

Membongkar Kesesatan Doraemon, Dragon Ball, dan Sincan

Anak-anak ibarat 'kertas putih' yang dapat dituliskan apa saja pada dirinya. Pada masa anak-anak, apa saja yang dilihat dan didengar dapat membekas di dalam sanubarinya yang masih polos, jika telah terukir di dalam hatinya, akan tergambar dan tersalurkan jika kelak mereka menjadi dewasa.
Tidak dipungkiri lagi, banyak beredar kisah-kisah menarik yang dikemas sedemikian rupa agar disukai anak-anak; kebanyakannya termasuk kisah-kisah fiktif yang dibumbui dengan cerita-cerita kebohongan, syirik, kebobrokan akhlaq, dan gambar bernyawa.
Walhasil, kita dapat melihat betapa banyak anak-anak muslim yang lebih mengenal tokoh-tokoh fiktif hasil produksi orang-orang kafir daripada mengenal tokoh-tokoh muslim, seperti para sahabat, dan ulama’ Salaf; betapa banyak anak-anak muslim yang menghafal cerita-cerita khurafat dibandingkan kisah-kisah penuh ibroh (pelajaran) yang telah diceritakan dan diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam.
Ketika anak-anak bergerombol di depan televisi tak ada satu orang tua pun yang bergeming dan prihatin sikap anak-anaknya. Padahal apabila kita perhatikan, maka nasib anak-anak kita berada dalam kondisi memprihatinkan. Bagaimana tidak, sementara film-film kartun tersebut mengajarkan kepada mereka pelanggaran-pelanggaran syariat Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam.
Tulisan yang ada di depan Anda ini akan membongkar kesesatan, dan penyimpangan beberapa film kartun yang paling populer di tengah-tengah masyarakat yang menyesatkan dan meninabobokkan cikal bakal umat ini.
•    Doraemon si Boneka Ajaib
Konon kabarnya, Doraemon bisa pergi menjelajah di masa lalu dan di masa yang akan datang. Katanya, ia dapat mengadakan sesuatu yang belum ada menjadi ada dengan “kantong ajaibnya”. Dalam kartun, ia digambarkan sebagai tempat untuk dimintai segala sesuatu yang ghaib oleh temannya. Lihatlah bagaiman film kartun tersebut betul-betul menyimpang dari aqidah.
Segala sesuatu telah ditetapkan waktu dan ajalnya oleh Allah Ta’ala. Makhluk tak mampu mengatur waktu sekehendaknya, baik itu memajukannya atau mengundurkannya. Makhluk tak akan mampu menyebrang dari zaman kekinian menuju zaman lampau atau sebaliknya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raaf: 34)
Kartun Doraemon telah mengajarkan aqidah (keyakinan) batil dalam benak anak-anak kita tentang adanya makhluk yang memiliki kemampuan yang menyamai Allah Ta’ala.
Kartun Doraemon telah mengajarkan aqidah (keyakinan) batil dalam benak anak-anak kita tentang adanya makhluk yang memiliki kemampuan yang menyamai Allah Ta’ala. Makhluk ini digambarkan mampu mengadakan segala sesuatu yang belum ada menjadi ada. Padahal telah paten dalam Al-Qur’an dan Sunnah bahwa tak ada makhluk yang mampu melakukan segala sesuatu yang ia kehendaki, karena itu semua ada dalam kekuasaan Allah; itu hanyalah sifat yang dimiliki Allah. Dia berfirman,
وَلَكِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ
"Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya." (QS. Al-Baqarah: 253)
إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
"Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki." (QS. Huud: 107)
Tak terasa si Doraemon pun mengajari anak kecil untuk meminta dan berdoa kepada selain Allah dalam perkara yang tak mampu dilakukan oleh seorang makhluk, hanya bisa dilakukan oleh sang Khalik, Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah berfirman,
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
Dan Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyeru (berdoa) kepada seseorangpun di dalamnya di samping Allah.” (QS. Al-Jin:18 )
Abu Abdillah Al-Qurthubiy rahimahullah berkata, “Firman Allah ini adalah celaan bagi orang-orang musyrikin saat mereka berdoa kepada selain Allah di samping Allah di Masjidil Haram. Mujahid berkata, “Dulu orang-orang Yahudi dan Nashrani, jika masuk ke gereja dan kuil mereka, maka mereka mempersekutukan Allah (dalam beribadah). Maka Allah memerintahkan Nabi-Nya, dan kaum mukminin agar mereka memurnikan doanya hanya kepada Allah jika mereka masuk ke semua masjid.” (Lihat Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an: 19/21)
Doraemon mengajari anak kecil untuk meminta dan berdoa kepada selain Allah dalam perkara yang tak mampu dilakukan kecuali oleh sang Khalik.
•    Dragon Ball
Cerita dalam film ini banyak mengandung unsur kebatilan, seperti adanya penyembahan dewa-dewa seperti Dewa Emperor, Dewa Bumi, Dewa Gunung, Dewa Naga, dan lain-lain. Keyakinan ini seluruhnya berasal dari agama Budha, Hindu dan Shinto yang penuh dengan kebatilan dan kesesatan, sementara Allah hanyalah meridhai Islam sebagai agama yang benar.
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam." (QS. Ali Imran: 19)
Mufassir ulung, Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Firman Allah Ta’ala tersebut merupakan pengabaran dari-Nya bahwa tak ada agama di sisi-Nya yang Dia terima dari seorang pun selain Islam, yaitu mengikuti para Rasul dalam perkara yang mereka diutus oleh Allah dengannya dalam setiap zaman sampai mereka (para rasul itu) ditutup dengan Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang telah menutup semua jalan menuju kepada-Nya, selain dari arah Muhammad. Barangsiapa yang setelah diutusnya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam menemui Allah dengan suatu agama yang tidak berdasarkan syari’atnya, maka agama itu tak akan diterima.” (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim: 1/471)
Jadi, agama apapun selain Islam, seperti agama Buddha, Hindu, Shinto, dan lainnya, semuanya tak akan diterima oleh Allah, dan pelakunya akan merugi, karena kekafiran dirinya. Allah Ta’ala berfirman, "(artinya) Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imron: 85 )
Seorang Imam Ahli Tafsir, Abul Fadhl Mahmud Al-Alusiy rahimahullah berkata dalam menafsirkan ayat ini, “Allah Ta’ala menjelaskan bahwa barangsiapa yang –setelah diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih selain syari’at beliau, maka agama itu tak akan diterima darinya. Sedangkan diterimanya sesuatu adalah diridhainya, dan diberikannya balasan bagi pelakunya atas perbuatan itu.” (Lihat Ruh Al-Ma’aniy: 3/215)
Jika kita telah mengetahui kebatilan agama selain Islam, maka tak layak bagi kita dan anak-anak kita untuk berbangga, meniru, dan memuji orang-orang kafir itu, dan gaya hidup mereka, apalagi sampai memilih agama mereka sebagai pedoman hidup!! Jauhkanlah anak-anak kita dari orang-orang kafir, jangan sampai mereka bangga dengan orang-orang kafir. Bersihkanlah mulut dan telinga mereka dari istilah-istilah orang-orang kafir, dan paganisme dengan jalan membersihkan rumah kita dari benda pembawa petaka (televisi) yang berisi tayangan yang mendangkalkan, bahkan menghanguskan agama. Kita harus baro’ (berlepas diri) dari orang-orang kafir, dan sembahan-sembahan mereka,
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu, dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (QS. Al-Mumtahanah: 04)
Ayat ini mengajarkan kepada kita agar punya pendirian terhadap orang-orang kafir. Kita harus tegas dalam menampakkan keyakinan kita. Jangan malah kita yang bangga dan tertipu dengan kekafiran mereka, karena hanya sekedar kemajuan semu yang mereka capai di dunia ini.
Allah Ta’ala berfirman,
لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ  مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ
Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri-negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” (QS. Ali Imran: 196)
Imamul mufassirin, Abu Ja’far Ath-Thabariy rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala Dzikruh melarang Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wasallam agar jangan tertipu dengan bergerak (bebas)nya orang-orang kafir di negeri-negeri, dan penangguhan Allah bagi mereka, padahal mereka berbuat syirik, mengingkari nikmat-nikmat-Nya, dan beribadahnya mereka kepada selain-Nya.” (Lihat Jami’ Al-Bayan: 3/557)
Jadi, bebasnya mereka di muka bumi ini, dan majunya mereka dalam segala lini kehidupan jangan membuat kita tertipu dengan mereka, sehingga akhirnya tak lagi mengingkari kekafiran mereka, dan malah memilih sikap toleran bersama mereka dalam urusan agama (aqidah, ibadah, akhlaq, dan lainnya).
Jika kita telah mengetahui kebatilan agama selain Islam, maka tak layak bagi kita dan anak-anak kita untuk berbangga, meniru, dan memuji orang-orang kafir itu, dan gaya hidup mereka . . .
•    Sincan (Simbol Anak Durhaka)
Sincan adalah anak yang sering mendurhakai kedua orang tuanya, dia suka berbohong, mengeluarkan kata-kata yang kurang ajar kepada kedua orang tuanya, dan suka membuat orang tuanya marah dan jengkel. Jadi, jangan heran kalau banyak anak-anak sekarang yang meniru watak Sincan tersebut, karena telah terpengaruh oleh cerita kartun tersebut.
Allah Ta’ala berfirman, "(artinya) Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’: 23 )
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan diantara dosa-dosa besar, “Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua.” Kemudian Beliau Shollallahu ‘alaihi wasallam duduk -sebelumnya bersandar- sambil bersabda, “Ingatlah, dan juga perkataan dusta.” (HR. Al-Bukhriy dalam Shahih-nya no. 2511, Muslim dalam Shahih-nya no.87, At-Tirmidziy dalam Sunan-nya no. 1901, Ahmad dalam Musnad-nya no. 20401)
Abu Amr Ibnush Shalah rahimahullah berkata, “Mungkin bisa dikatakan, Taat kepada kedua orang tua adalah wajib dalam segala sesuatu yang bukan maksiat; menyelisihi perintah keduanya dalam hal itu adalah kedurhakaan”. [Lihat Umdah Al-Qoriy, no. 13/216)

Jadi, termasuk dosa besar, jika seseorang mencela, membentak, merendahkan orang tuanya. Semua ini adalah bentuk-bentuk durhaka yang terlarang di dalam agama kita yang memiliki aturan yang amat sempurna!!
Inilah beberapa kesesatan film-film kartun tersebut. Namun kesalahan dan kesesatannya, sebenarnya masih banyak. Andaikan waktu dan tempat mencukupi, maka kami akan paparkan secara rinci sesuai tinjauan Al-Qur’an dan sunnah. Tapi sesuatu yang tak bisa dikerja dominannya, ya jangan ditinggalkan semuanya. Semoga pada waktu yang lain kami akan bahas kembali, Insya Allah. (PurWD/voa-islam.com)
Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 38 Tahun I, Penerbit: Pustaka Ibnu Abbas.

Meneropong Metode Dakwah Rasulullah saw

Meneropong Metode Dakwah Rasulullah saw

Share
Dakwah mengajak kepada Allah adalah sebaik-baik aktifitas dalam kehidupan seorang muslim dan muslimah. Dakwah dalam maknanya yang luas adalah mengajak manusia yang belum berislam untuk berislam dan menjalankan kewajibannya kepada Allah secara totalitas.

Secara umum ia juga adalah mengeluarkan manusia dari tradisi kejahiliyyaan kepada cahaya tradisi Islam yang terang-benderang. Inilah aktifitas yang dahulu pernah dilakukan oleh para rasul dan nabi. Kemudian dilanjutkan oleh para pewaris mereka sepanjang sejarah.

Demikian pula dakwah menyeru kepada kebaikan Islam secara konprehensif ini juga sampai kepada kita yang hidup di era modern sekarang. Keadaan zaman yang terus berkembang dan budaya manusianya yang juga terus berubah, tidak justru menyebabkan dakwah itu harus  mati dan kehilangan jati dirinya. Dakwah tetaplah dakwah. Tapi yang harus diperhatikan adalah  manusianya sebagai pelaku utama, uslub dan manhajnya yang harus dipelajari. Hal ini dimaksudkan dalam rangka agar dakwah ini tetap berada dalam garis perjuangan risalah yang sebenarnya. Tidak menyimpang apalagi keluar dari misi suci yang sebenarnya.
 
Tapi, bukan berarti uslub dan gaya dakwah harus mengikuti perubahaan zaman tanpa mengindahkan metode yang digunakan oleh Rasulullah saw sebagai suri teladan. Tidak! Tapi dakwah yang tetap berada dalam garis yang diajarkan oleh beliau tapi juga dikemas oleh masa kekinian tanpa menghilangkan identitas keasholahan itu sendiri.
 
Namun secara umum, kita bisa mengeksplorasi banyak dari garis asholah yang pernah dilakukan oleh Rasulullah saw, dilanjutkan oleh para sahabatnya dan para tabi'in setelah mereka. Setidaknya kita bisa simak konsep asasi dakwah dalam firman Allah swt berikut:
 
لقد من الله على المؤمنين إذ بعث فيهم رسولا من أنفسهم يتلوا عليهم آياته ويزكيهم ويعلهمم الكتاب والحكمة وإن كانوا من قبل لفى ضلال مبين
 
Artinya: "Allah telah memberikan nikmat kepada orang-orang beriman ketika Dia mengutus kepada mereka seorang rasul yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, membersikan hati mereka, mengajarkan kitab (al-Qur'an) dan hikmah (hadits,pelajaran) di saat mereka berada dalam kesesatan yang nyata."(Qs al-Baqoroh:164)
 
Perhatikan manhaj yang demikian mulia pada ayat di atas.
 
Diutusnya Rasulullah saw, Muhammad sebagai seorang duta ilahi kepada kemanusiaan ke muka bumi ini adalah nikmat pertama bagi manusia saat itu. Eksistensi di tengah-tengah bangsa jahiliyyah saat itu bagaikan tetesan air embun di pagi hari yang menyejukkan kalbu mereka yang terbangun di pagi untuk merasakan kelembutan dan kesejukkannya.
 
Sosok beliau yang sempurna  memancarkan cahaya, magnet dan kerinduan bagi manusia yang berada dalam kesesatan dan kejahiliyaan turun-temurun.
 
Lalu, tugas beliau sebagai seorang rasul dan duta Allah adalah membacakan ayat-ayat Allah, al-Qur'an kepada mereka. Sentuhan wahyu yang langsung bersumber dari-Nya adalah manhaj mutlak yang tidak terhindarkan lagi. Betapupun hitam dan berkaratnya hati-hati mereka. Sebab al-Qur'an adalah nikmat yang tertulis sebagai panduan dan pedoman. Sedangkan sosok Rasulullah adalah nikmat yang berjalan sebagai penterjemah riil dari konsep al-Qur'an itu.
 
Biasanya, siapa saja yang ingin membangun peradaban tanpa mengacu kepada manhaj yang suci ini pasti akan rapuh dan bagaikan rumah laba-laba yang gampang roboh. Bagaimanapun kekuatan faktor lain yang dijadikan sebagai daya dukungnya. Dan sudah banyak contoh-contoh yang mengisahkan hal ini.
 
Saat ini, yang menjadi kelemahan umat Islam adalah kelemahan dan ketidaksadaran untuk back to al-Qur'an. Wallahu a'lam, apakah ini bentuk dari kembali kepada ajaran jahili dahulu yang akan membuat mereka jadi tersesat dan terancam malapetaka kemanusiaan? Semoga saja tidak. Demikian pula dengan banyaknya arus pemikiran yang jauh dari nilai-nilai al-Qur'an. Dan juga sengaja mengomersilkan ayat-ayat al-Qur'an agar mudah diterima di tengah-tengah masyarakat, tapi sebenarnya mereka sedang 'menjual' ayat-ayat Allah ini.
 
Mungkin rahasia kenapa kita disuruh untuk kembali kepada al-Qur'an dengan cara mempelajari dan mentadabburinya adalah agar kita terus dinamis, makin terbuka dan terangsang untuk melakukan eksplorasi lebih dalam terhadap luasnya kandungan isinya. Semakin dieksplor al-Qur'an maka akan semakin membangkitkan kesadaran kita untuk mengamalkannya.
 
Kemudian, Allah juga menjelaskan tujuan di balik melakukan aktifitas tilawah, tadabbur dan ta'amul (muamalah) ini. Apa itu? Yakni proses tazkiyah (pensucian jiwa). Memang, bagi kita yang selalu konnek dan menjalin interaksi yang intensif dengan al-Qur'an, maka akan semakin terasa akan bangkitnya proses tazkiyah ini. Sebab al-Qur'an memang diturunkan untuk mentazkiyah hati dan jiwa manusia. Membersihkannya dari dosa dan kekotoran maksiat. Tidak ada proses tazkiyah yang demikian dahsyat dalam hidup ini selain tazkiyah yang diperoleh dari nilai-nilai al-Qur'an.
 
Hingga pada akhirnya dari semua tahapan itu muncul proses ta'limul kitab dan hikmah (yakni pengajaran terhadap al-Qur'an dan sunnah). Al-Qur'an, sunnah Rasulullah saw dan hikmah adalah sisi yang selalu terpaut pada diri seorang mukmin. Selama seorang muslim melakukan ta'amul yang baik, benar dan intensif Insya Allah kenikmatan-kenikmatan dalam dakwah ini akan semakin terasa. Walaupun ia dikelilingi oleh berbagai hambatan dan rintangan yang memang sudah menjadi sunnatullah (hukum Allah) dan sunnatul hayah (hukum kehidupan).
 
Saudaraku..Inilah bentuk konsep asholah yang dahulu dilakukan Rasulullah saw kepada para sahabat dan generasi setelahnya. Dengan lahirnya syakhsiyyah Islamiyyah hasil tempaan robbani ini, peradaban duniapun mudah diraih dan sejarah keemasan manusia sepanjang sejarahpun tergores.
 
Kini, umat, bangsa dan pemimpin sangat menanti penerapan manhaj yang terbaik ini. Masihkah kita terombang-ambing, sementara al-Qur'an sebagai dustur itu berada di tengah-tengah kita dan jejak Rasulullah bersama kita?
 
Hanya mereka yang masih memiliki nurani dakwah dan kesadaran terhadap masa depan dakwah ini saja yang sanggup memikul beratnya amanah Allah.
 
Hasbunallahu wani'mal wakil. Ni'mal mawla wani'man nashir.
 
Wallahu a'la bish-showab
 
(Hidayatullah, Lc)

Meneliti titik krisis keharaman sirup.

Meneliti titik krisis keharaman sirup.

Posted on

  • by
  • ابوالياس

  • in
  • Label:

  • Minuman Segar Pictures, Images and PhotosSirup merupakan minuman yang kerap hadir dalam se buah perjamuan. Di setiap rumah Muslim, pada hari raya, pasti telah tersedia minuman sirup. Bahkan aneka minuman dengan campuran sirup biasanya menjadi minuman istimewa saat berbuka puasa di bulan Ramadhan dan berbagai acara lainya.

    Saat Lebaran sirup memang disiapkan untuk menyambut para tamu yang datang berkunjung. Sebab tidak enak rasanya, kalau kita hanya menyuguhkan air tawar kepada para tamu pada hari istemewa tersebut. Terlebih, seorang Muslim diperintahkan untuk menghormati tamunya.
    Salah satu bentuk manifestasinya menyuguhkan hidangan makanan dan minuman yang istimewa tamu, termasuk air minum dengan campuran sirup dan es yang segar rasanya. Meski begitu digemari, konsumen Muslim hendaknya hati-hati dalam memilih produk sirup yang akan dikonsumsi. Sebab, produk yang satu ini memiliki titik kritis keharaman yang perlu diwaspadai.
    Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia, (LPPOM MUI), Lukmanul Hakim, mengatakan, bahan terbesar produk sirup adalah air. Namun, kata dia, untuk membuat sirup diperlukan bahan-bahan lain yang harus ditambahkan, agar sirup terasa makin enak.
    Bahan-bahan tambahan yang terkandung dalam sirup antara lain; gula, garam, konsentrat buah, pewarna, flavor, pengatur keasaman, pewarna, pengawet, stabilizer, dan pemanis buatan. "Saat mengkonsumsi sirup umat Muslim harus berhati-hati, sebab sirup juga mengandung bahanbahan yang dianggap mempunyai titik kritis keharaman," tutur Lukmanul.
    Apa saja bahan tambahan yang memiliki titik kritis keharaman itu? Menurut Lukmanul, bahan seperti gula, konsentrat buah, flavor, serta pengatur keasaman, dan pemanis buatan memiliki titik kritis keharaman yang perlu diwaspadai setiap konsumen Muslim.
    Gula, terang Lukmanul, walaupun berasal dari nabati, status kehalalannya bisa menjadi sumir, bisa halal atau haram. Dalam istilah fikihnya disebut syubhat. Sumber bahan baku gula adalah tebu atau bit. Namun di dalam proses pengolahannya hasil ekstrak tebu atau bit yang halal tersebut bersinggungan dengan bahan tambahan lain yang mungkin tidak halal.
    Hal ini lebih banyak terjadi pada gula yang mengalami proses pemutihan. Dalam dunia industri gula jenis ini disebut gula rafinasi. Titik kritis keharaman dari gula rafinasi terletak pada proses refinery, yakni tahap proses yang menggunakan bahan tertentu dalam memutihkan gula tersebut.
    Bahan yang dianggap bermasalah dalam proses pemutihan ini adalah penggunaan arang aktif. Dari aspek bahan, arang aktif bisa berasal dari tempurung kelapa, serbuk gergaji, batu bara, atau tulang hewan.
    "Jadi titik kritis keharamannya adalah tulang hewan. Sebab apapun yang berasal dari hewan, kalau untuk dikonsumsi harus dipastikan berasal dari hewan halal dan disembelih sesuai syar'i, tentu saja termasuk tulang di dalamnya," ungkap Lukmanul. Padahal tulang hewan itu bermacam-macam, ada tulang sapi tetapi ada pula tulang babi.
    Pada kemasan sirup jika produsen ingin menampilkan gambar buah, ujar Lukmanul, Badan POM mempersyaratkan bahwa sirup tersebut memang harus mengandung unsur buahnya. Namun banyak produsen sirup yang tidak ingin repot. Sehingga mereka memakai konsentrat buah dalam memenuhi persyaratan tersebut.
    Menurut Lukmanul, konsentrat buah, sepintas memang tidak akan bermasalah bila dilihat status kehalalannya. Tetapi tahukah Anda walaupun berasal dari buah, konsentrat pun bisa jadi menggunakan bahan penolong yang tidak jelas status kehalalannya.
    Kok bisa? Untuk membuat konsentrat buah agar tidak keruh, misalnya, diperlukan bahan penolong seperti enzim atau gelatin. Kalau berbicara enzim, maka yang harus dipastikan sumber enzimnya. Apakah berasal dari tumbuhan, hewani, atau mikrobial. Jika diperoleh dari enzim yang diolah secara mikrobial, maka harus dipastikan menggunakan media yang bebas dari bahan haram dan najis. Lukmanul menambahkan, jika penjernih sirupnya menggunakan gelatin, maka harus dipastikan bahwa gelatin tersebut berasal dari sumber yang halal. Karena di dalam dunia industri, bahan baku gelatin berasal dari tulang dan kulit hewan. Masalahnya, gelatin yang digunakan di Indonesia kebanyakan berasal dari luar negeri.
    Jadi, gelatin halal amat terbatas. Karena seperti yang sudah dijelaskan di atas, setiap bahan yang berasal dari hewan, maka harus dipastikan berasal dari hewan halal dan disembelih secara Islami.
    Secara umum, lanjut Lukmanul, sirup hadir dalam berbagai cita rasa. Sirup bisa mempunyai rasa jeruk, melon, stroberi, cocopandan, jambu biji, mangga, atau rasa buah lainnya. Selain ditambahkan konsentrat buah, rasa sirup tersebut juga berasal dari perisa (flavor). Tanpa zat-zat tersebut, maka bisa dibayangkan betapa sulitnya produsen sirup untuk memproduksi sirup jika perasa buahnya berasal dari buah-buahan segar.
    Sebab, buah-buahan segar tidak selalu ada karena sifatnya yang musiman. Faktor standar rasa juga bermasalah, jika menggunakan buah segar. Oleh karena itu, rasa buah menjadi standar jika produsen menggunakan perisa buah tertentu dengan takaran tertentu pula.
    "Yang menjadi masalah, perisa buah yang dibuat secara industri kadang-kadang unsur buahnya tidak terdapat di dalam flavor tersebut. Bahkan Perisa buah bisa berasal dari sintesa bahan-bahan kimia tertentu, yang harus dikritisi pula status kehalalannya," papar Lukmanul.
    Selain itu, pengatur keasaman juga bisa bermasalah dari aspek kehalalan. Salah satunya, kata Lukmanul, asam sitrat. Karena asam sitrat merupakan produk microbial, sehingga diproses secara microbial pula. Produsen bahan ini harus menggunakan media pertumbuhan mikroba yang bebas dari bahan haram dan najis.
    Bahan lain yang juga mengundang tanda tanya dari aspek kehalalan adalah pemanis buatan. Pemanis buatan yang bisa bermasalah adalah aspartam. Pemanis buatan ini terdiri dari dua asam amino yakni fenilalanin dan asam aspartat.
    Karena biasanya dua asam amino ini juga diolah secara microbial, maka tentu harus memenuhi persyaratan halal produk mikrobial. Jadi, untuk menghindari mengkosumsi sirup yang tidak jelas kehalalannya, maka konsumen sebaiknya mengkonsumsi sirup yang sudah bersertifikat halal MUI. Sehingga, sirup yang Anda seruput tak hanya nikmat, tapi juga halal. 

    sumber:
    (Republka.)
    on

    Membangun Wibawa Umat


    E-mail Print PDF
    Share
    MEMBANGUN WIBAWA UMAT
    Achmad Satori Ismail

    الله اكبر 7 مرات

    اْلحَمْدُلِلّهِ نَحْمَدُهُ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ, حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَ يُكَافِئُ مَزِيْدَهُ , حَمْدًا كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِهِ وَ عَظِيْمِ سُلْطَانِهِ وَنَسْتَعِيْنُهُ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ عَلَى الْبِرِّ وَ التَّقْوَي وَنسْتغْفِرُهُ  مِنْ جَمِيْعِ الْخَطَايَا وَ الذُّنُوْبِ وَنَعُوْذُبِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلن تجد له وليا مرشدا- أَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ- وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ- اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هذَا الرَّسُوْلِ الْكَرِيْمِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
    أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ- أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ .
    وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآَخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

    Ma’asyiro muslimin wal muslimat rohimakumullah
               
    Bangsa kita sekarang ini sedang diuji dengan berbagai musibah. Mulai dari berbagai macam gempa yang menyapa kita di berbagai daerah, banjir bandang di berbagai lokasi khususnya di Wasior, tsunami di Mentawai  sampai musibah paling hangat yaitu meletusnya gunung Merapi yang semuanya telah menelan korban cukup banyak.peristwa-peristiwa tersebut menutut kita untuk melakukan muhasabah, keprihatinan dan sekaligus mendorong kepedulian kita untuk mengulurkan bantuan kepada mereka yang terkena musibah.

    Akhir-akhir ini kita dikejutkan berita bahwa 60 persen siswi SMP dan SMA sudah pernah melakukan seks bebas. Ini merupakan ujian berat bagi umat. Pada tataran nasional, kita menyaksikan ketidakberdayaan umat Islam dalam menghadapi berbagai tantangan, hambatan dan penyakit yang diderita bangsa ini. Kemaksiatan yang merajalela, dekadensi moral yang merasuki relung kehidupan umat, prilaku korupsi yang diderita berbagai instansi, merebaknya aliran sesat, peristiwa ciketing yang mengganggu kehidupan antar umat beragama dan hal-hal lain yang menantang umat dan bangsa Indonesia, semua itu tidak lain merupakan tanda rapuhnya kewibawaan umat.
    Secara internasional pun kita melihat jelas ketidakwibawaan umat Islam dalam percaturan  kehidupan dunia. Ketika  Irak diserang dan diluluh lantakkan oleh aggressor dari Barat, umat Islam sedunia cuma mampu mengutuk dan mengecam. Saat  Israel Sang penjajah dengan menggunakan bom curah dan senjata-senjata penghancur lainnya untuk  menggempur Gazzah  dan membombardir rakyat Palestina yang tak berdaya,  negara-negara  berpenduduk mayoritas muslim, tidak mampu untuk menghentikan keganasan zionis Israel. Bahkan sebagian besar muslim hanya berpangku tangan menonton  kebiadaban Israel yang mengujicoba senjata mutakhir  dengan rakyat terjajah sebagai kelinci percobaan sasarannya. Para penghina Nabi Muhammad saw terus bermunculan dengan terang-terangan dan mereka aman tak tersentuh hukum penodaan agama,  bahkan ada orang yang berani menantang umat  Islam sedunia dengan membakar mushaf Alquran, dan di sana masih banyak contoh lain yang menunjukkan bahwa umat Islam secara internasional memang tidak berdaya apalagi berwibawa.
    Dulu, ketika  seorang wanita muslimah dilecehkan oleh seorang tentara Romawi di salah sebuah pasar daerah Ammuriyah (dekat Ankara sekarang), dan menyambat (berteriak memelas) ke pada khalifah Mu’tashim billah seraya berkata: Wahai Mu’tashim Billah, tolonglah aku! Si tentara Romawi dengan congkaknya berkata: Mana mungkin khalifahmu akan menolongmu? Dia di Baghdad dan kau di negeri jajahan kami! Kejadian ini disaksikan oleh pendukung Khalifah, kemudian melaporkan peristiwa kepada Khalifah al Mu’tashim Billah. Beliau langsung mengirim bala tentara ke kota Ammuriyah dan mengepungnya sampai menyerah. Itu dulu saat umat beribawa. Penghinaan terhadap seorang wanita muslimah, dijawab langsung oleh khalifah dengan mengirim bala tentara yang kuat dan mengusir penjajah. Dulu bukan sekarang. Sekarang terbalik. Satu tentara Israel ditangkap oleh Hamas yang membela negaranya, dibalas Israel dengan ribuan dentuman bom yang  menghancurkan dan menyerang rakyat yang tak bersenjata. Lagi-lagi umat Islam cuma mlongo tak berkutik.

    Sebab Tergerusnya Wibawa Umat
    Untuk membangun kembali kewibawaan umat, kita harus melakukan dua hal utama: Pertama, menjauhi semua yang menyebabkan hilangnya kewibawaan umat. Kedua,  menyiapkan kekuatan internal dalam berbagai aspek kehidupan. Sesuai dengan perintah Allah dalam surat Al Anfal ayat 60.
    وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآَخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
    Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
    Kewibawaan umat  akan tergerus karena adanya faktor-faktor yang mengerogoti kekuatannya.
     pertama, tafarruq atau perpecahan. Allah berfirman: Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
    وأطيعوا الله ورسوله ولا تنازعوا فتفشلوا وتذهب ريحكم واصبروا إن الله مع الصابرين
    Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Anfal 46).
     Sudah saatnya kita membuang berbagai perselisihan internal karena masalah furu’iyyah. Perioritas dakwah kita sekarang adalah bagaimana menyatukan barisan untuk bersama-sama menghadapi kemiskinan, kebodohan dan penyebab perpecahan..
     kedua, Kemaksiatan akan menyebabkan kehinaan individu dan menghancurkan wibawa umat.
    من كان يريد العزة فلله العزة جميعا إليه يصعد الكلم الطيب والعمل الصالح يرفعه والذين يمكرون السيئات لهم عذاب شديد ومكر أولئك هو يبور
    Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shaleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka adzab yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur. (lih QS Fathir 10)
    ألم تر أن الله يسجد له من في السماوات ومن في الأرض والشمس والقمر والنجوم والجبال والشجر والدواب وكثير من الناس وكثير حق عليه العذاب ومن يهن الله فما له من مكرم إن الله يفعل ما يشاء
    Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan adzab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.  (QS Al hajj 18).
    Saat sayyidah Zainab ra (istri Rasulullah saw ) bertanya kepada suaminya: Apakah kita bisa dihancurkan, padahal ditengah-tengah kita banyak orang sholeh? Beliau menjawab : Ya, bila sudah banyak kejahatan / kema’siatan. (HR Bukhari dan Muslim, lih.kitab Syu’ab al Iman, susunan Al Baihaqi Juz VI hal 97).  Rasulullah saw bersabda: Kamu sekalian wajib amar ma’ruf dan nahi munkar atau kalau tidak, maka orang-oarang baik dari  kamu akan dikuasai oleh orang-orang jahat kamu, kemudian saat orang pilihan dari kamu berdoa, tidak dikabulkan (HR Al Khatib dari Abu Hurairah ra.)
    Ketiga dan keempat. Hubbuddunya  dan  karohiyatul maut atau cinta dunia dan enggan mati di jalan Allah.
     عن ثوبان - رضي الله عنه - قال : قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم- : « يوشكُ الأُمَمُ أنْ تَدَاعَى عليكم كما تَدَاعَى الأَكَلةُ إلى قَصْعَتِها، فقال قائل : من قِلَّة نحن يومئذ ؟ قال : بل أنتم يومئذ كثير، ولكنَّكم غُثاء كَغُثَاءِ السَّيْلِ، ولَيَنْزِعَنَّ الله مِنْ صدور عدوِّكم المهابةَ منكم، وليقذفنَّ في قُلُوبكم الوَهْنَ، قيل : وما الوْهنُ يا رسول الله ؟ قال : حُبُّ الدُّنيا، وكراهيَةُ الموتِ » أخرجه أبو داود.

     Diriwayatkan oleh Tsauban ra bahwa Rasululah saw. bersabda:  akan tiba suatu masa, di mana berbagai umat akan mengeroyokmu seperti kamu mengerubuti makanan dalam satu tapsi. Ada sahabat yang bertanya: apakah kami saat itu sedikit? Rasulullah saw menjawab: tidak, kamu saat itu banyak tapi kamu bagaikan buih air bah, Allah akan mencabut kewibawaanmu dari dada-dada musuhmu, dan menebarkan  wahan (=kelemahan) dalam hati kamu. Ditanyakan kepada Rasulullah saw : apakah wahan itu ? Rasulullah menjawab: hubbuddunya wa karohiyatu maut (cinta dunia dan enggan mati). Saat umat Islam sudah bergelayut hatinya dengan dunia, maka dia akan terperosok ke dalam  berbagai pelanggaran dan kesalahan. Hal ini harus dibdakan dengan perintah untuk berbisnis secara syariah dan perintah untuk menjadi tajir jujur dan amanah. Korupsi dan pelanggaran dalam bisnis sering diakibatkan karena hubbuddunya ini.

    Setelah menepis semua sebab yang mengikis kewibawaan umat, barulah kita melangkah untuk menyiapkan kekuatan internal umat. Allah menegaskan bahwa kewibawaan akan muncul setelah memiliki kekuatan. “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”(QS Al Anfaal 60). Kata-kata “turhibuuna” dalam ayat tsb diterjemahkan dengan “menggentarkan”. Maksudnya, umat Islam diperintah untuk menyiapkan semua bentuk kekuatan sehingga muncul kewibawannya dan disegani orang-orang yang tidak menyukai Islam.
    Ayat 60 surat Al Anfal, tidak menyuruh kita jadi teroris tapi justru mewajibkan kita untuk menyiapkan kekuatan internal umat. Yang disiapkan bukan satu kekuatan saja tapi berbagai macam kekuatan seperti; kekuatan akidah, kekuatan ukhuwah, kekuatan ekonomi, kekuatan pendidikan, kekuatan jasmani, kekuatan rohani dan kekuatan lainnya. Sehingga  dengan memiliki kekuatan-kekuatan tersebut umat Islam berwibawa dan bisa menggentarkan musuh-musuh Allah.
                Minimal ada tiga aspek yang harus diperhatikan untuk membangun  kewibawaan umat: pertama, aspek kewibawaan individual sebagai manusia. Kedua aspek kewibawaan individual sebagai mukmin dan ketiga, aspek kewibawan kolektif sebagai umat.
    Aspek kewibawaan individual.
    Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang mulia. Saat usai diciptakannya Nabi Adam as, para malaikat diperintah Allah untuk memberi sujud hormat kepada makhluk yang akan jadi khalifah di bumi. Untuk menguatkan kewibawaannya di bumi manusia diberi berbagai keutamaan dan fasilitas; ia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna bentuknya (QS At tiin; 5). Seluruh alam dan seisinya ditundukkan untuk manusia (QS 31:20) dan dia diberi fasilitas yang lengkap untuk menjadi makhlut termulia dan berwibawa (Al Isro70) oleh sebab itu, kita pada hakekatnya adalah sebagai makhluk yang berwibawa, dengan syarat; a. kita menggunakan mata untuk melihat alam dan semua kejadian-kejadiannya untuk mengambil ibroh dan menguatkan akidah kita. b. menggunakan  akal/hatinya untuk merenungi semua ciptaan Allah dan mempelajari semua tuntunanNya dan c. menggunakan  pendengarannya untuk mendengar semua pelajaran yang membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Bila mengabaikan semua anugerah Ilahiyah tersebut, kita akan direndahkan derajat kita dan disejajarkan denganbinatang ternak. (QS 7:179)

    Aspek kwibawaan individual sebagai mukmin
    Sebagai mukmin yang hakiki, secara otomatik menjadi orang yang berwibawa di dunia ini. Allah menegaskan bahwa kewibawaan dan kemualiaan hanyalah bagi Allah, Rasulullah dan orang-orang mukmin. (QS, 63:8). Untuk mendapat predikat mukmin yang berwibawa harus memiliki kriteria utama yaitu kekuatan akidah yang menjadi landasan kuatnya syariah dan ibadah, yang selanjutnya akan menghasilkan kekuatan akhlak. Mukmin dengan tiga ciri; berakidah kuat, beribadah kuat dan berakhlak kokoh akan menjadi mkmin berwibawa. Mukmin yang kuat lebih dicintai dari mukmin yang lemah.

    Aspek  kewibawaan kolektif
    Minimal ada delapan syarat bagi suatu umat untuk memiliki kewibawaan kolektif: iman, jujur, tsiqah (saling percaya), loyal, taat , komit, selalu bergerak dan berakhlak kekuatan. Sebagai suatu umat yang berwibawa sudah barang tentu harus berukhuwah dan bersatu. Syarat mutlak ukhuwah dan persatuan yang kuat adalah keimanan. Mukmin yang tidak berukhuwah atau tidak mau menyatu dengan mukmin lainnya  pertanda bahwa keimanannya sedang dalam problem. Sebaliknya  kalau ada persatuan yang tidak didasari atas keimanan, itu adalah persatuan palsu. Mengapa demikian? Karena persatuan dan ukhuwah  tanpa iman tersebut sudah pasti dilandasi oleh kepentingan pribadi atau kelompok, bila kemaslahatan diri atau kelompoknya tidak diakomodir pasti akan menimbulka perpecahan. Selain keimanan, keutuhan persatuan umat Islam harus dilandasi kejujuran yang merupakan kunci semua kebajikan. Suatu hubungan horizontal akan porak poranda bila sudah tidak ada kejujuran para anggotanya dan tidak ada sikap saling percaya. Suatu umat yang dibangkitkan sebagai khairu ummah harus menyusun shaf yang kuat, para  anggotanya memiliki loyalitas terhadap kepentingan umat Islam, taat terhadap pimpinan, komitmen dengan ajaran Ilahi serta memilki kakuatan dalam berbagai aspek kehidupan. Kewibawaan umat akan pudar seiring dengan pudarnya delapan kriteria di atas. Na’udzubllah min dzalik
     
    Doa penutup:

    Marilah kita berdoa pada penutup khutbah ini semoga dikabulkan semua permohonan kita , amin 

    اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ

    Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.


    اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
    Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.

    اللهم عذِّبِ الكَفَرَةَ الذين يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ويُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ويُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكََّ

    Ya Allah siksalah orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustai rasul-rasul-Mu, membunuh kekasih-kekasih-Mu..

    اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين

    Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.

    اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا عَلَى كلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ العالمين

    Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.

    اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

    اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِنا دِينِنا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِنا دُنْيَاناَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِنا وَأَصْلِحْ لِنا آخِرَتِنا الَّتِي فِيهَا مَعَادِنا وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

    Ya Allah, Perbaikilah untuk kami agama kami, Yang menjadi benteng segala urusan kami. Perbaikilah urusan dunia kami, Yang di dalamnya terdapat penghidupan kami
    Dan perbaikilah akhirat kami yang akan menjadi  tempat kembali kami, Jadikanlah hidup ini wadah bertambahnya segala kebaikan bagi kami, Dan jadikanlah mati sebagai titik henti untuk kami dari segala keburukan

    اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا وَلِسَانًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ
     Ya Allah kami memohon kepadaMu keteguhan dalam melaksanakan ajaranMu dan kekuatan tekad untuk menepati jalan petunjuMu
    Kami memohon kepadaMu untuk dapat mensyukuri ni'matMu dan beribadah menghambakan diri dengan baik kepadaMu
    Kami memohon kepadamu hati yang suci sejahtera dan lisan yang jujur
    Kami memohon kepadaMu kebaikan yang Engkau Maha Mengetahuinya
    Dan kami berlindung kepadaMu dari kejahatan yang Engkau Maha Mengetahuinya
     اللَّهُمَّ إِنّا نَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِنا وَدُنْيَاناَ وَأَهْلِنا وَمَالِنا اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْراَتِنا وَآمِنْ رَوْعَاتِنا اللَّهُمَّ احْفَظْنِا مِنْ بَيْنِ أيَدَيناَ وَمِنْ خَلْفِنا وَعَنْ يَمِينِنا وَعَنْ شِمَالِنا وَمِنْ فَوْقِنا ونَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ نُغْتَالَ مِنْ تَحْتِنا

    Ya Allah kami mohon kepadaMu, keampunan dan kesejahteraan bagi agama dan urusan dunia kami, bagi keluarga dan harta kami
    Ya Allah tutuplah aib dan cela kami, Dan ubahlah rasa takut kami menjadi rasa aman damai, Peliharalah kami dari depan dan dari belakang kami, Dari Kanan dan dari kiri kami, Dan dari atas kami dan dari bawah kami, Dan kami berlindung di bawah kemahaagunganMu, Dari malapetaka yang ditimpakan kepada kami, Dari arah bawah kami, Ya Allah ampunilah kesalahan kami, ketidaktahuan kami, Dan sikap berlebih lebihan kami dalam urusan kami, Dan hal hal yang engkau lebih tahu dari kami
    Ya Allah ampunilah dosa dosa kami yang dilakukan dengan sungguh, Sungguh dan main main, Ketidaksengajaan kami dan kesengajaan kami
    اللَّهُمَّ إِنِّا عَبْيدُكَ وَابْناءُ عَبْيدِكَ وَابْناءُ إمائِكَ نَاصِيَتِنا بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّنا حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيناَ قَضَاؤُكَ نَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْوبنا وَنُورَ صَدْورنا وَجِلَاءَ أحُزاْننا وَذَهَابَ همومناِّ

    Ya Allah,
    Kami adalah hamba-hambaMU, anak-anak dari hamba-hambaMu, ubun-ubun kami di tanganMu, ketentuanMu terlaksana pada diri kami, keputusanMu sangat adil pada kami, Kami memohon kepadaMu  dengan seluruh asma yang Engkau mliki, yang Engkau namakan diriMu dengan asma itu, dan Engkau wahyukan asma itu dalam kitabMu atau Engkau ajarkan asma itu kepada salah seorang hambaMu atau Engkau Khsususkan asma itu untuk diriMu dalam ilmu ghaib di hadiratMu, kami mohon kepadaMu agar jadikan Alquran yang agung ini  sebagai tanaman yang subur di hati kami, cahaya terang di dada kami, menjadi penyirna kesedihan kami, dan penghapus keresahan dan kedukaan kami.

    اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنْ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلَا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمُنَا
    اللَّهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ أَحْيِنِا مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِنا وَتَوَفَّنِا إِذَا عَلِمْتَ الْوَفَاةَ خَيْرًا لِنا وَنَسْأَلُكَ خَشْيَتَكَ فِي الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَكَلِمَةَ الْإِخْلَاصِ فِي الرِّضَا وَالْغَضَبِ وَنسْأَلُكَ نَعِيمًا لَا يَنْفَدُ وَقُرَّةَ عَيْنٍ لَا تَنْقَطِعُ وَنَسْأَلُكَ الرِّضَاءَ بِالْقَضَاءِ وَبَرْدَ الْعَيْشِ بَعْدَ الْمَوْتِ وَلَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ وَفِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الْإِيمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ

    Ya Allah Kami mohon kepadaMu rasa takut kepadaMu di saat dilihat orang ataupun tidak dilihat .
    Kami memohon kepadaMu ucapan hak di saat marah dan di saat hati lega. Aku memohon kepadaMu keni'matan yang tiada habis-habisnya dan kesenangan batin yang tiada putus-putusnya
    Kami memohon ridlo  setelah datang keputusnMu dan rasa kesejukan hidup ssetelah mati
    Dan kami memohon kepadaMu kelezatan memandang wajahMu yang Mulia dan kerinduan untuk berjumpa dengan Mu dengan tanpa mengalami kesengsaraan yang memudlorotkan dan tanpa mengalami ujian yang mengakibatkan kesesatan
    Yaa Allah Hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami pembawa petunjuk jalan yang  berjalan di naungan hidayahMu

    رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

    Wahai Tuhan kami, Karuniakan kepada kami Kebaikan di dunia Dan di akhirat, Dan peliharalah kami Dari adzab api neraka

    وصَلِّ اللهمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سيدِنا مُحَمّدٍ وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ وَسلّم والحمدُ للهِ

    Wassalamu’alaikum wr.wb


     
    Latest Update on Selasa, 16 Agustus 2011 - 10:49 GMT+07

    Visitor Map

    Malam Romantis, Saat Gaza Gelap Gulita

    Malam Romantis, Saat Gaza Gelap Gulita 

     

    Januari 30, 2010

    Posted by Qolam_v in Internasional.
    trackback
    Hidup dalam kungkungan Israel, tidak membuat semangat dan perjuangan penduduk Gaza meredup, seperti redupnya lampu di rumah-rumah mereka

    Hidayatullah. com–BEBERAPA pekan terakhir, wilayah Jalur Gaza semakin gelap. Pekan lalu pihak pengelola satu-satunya pembangkit listrik di Gaza mengatakan, mereka tidak lagi dapat bertahan. Selain karena pembangkit listrik rusak berat akibat sering dihantam rudal-rudal Israel, bahan bakar pun tidak lagi tersedia, karena blokade Israel.
    Sameeha Elwan seorang pelajar Gaza, mencoba tegar menghadapi segala tekanan yang dilakukan Israel kepada mereka. “Makan malam yang romantis,” katanya mengambil sisi terang dari suramnya malam yang mendera mereka, ketika Gaza semakin gelap gulita.


    ***
    Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya, kami menggelar candlelight dinner yang romantis. Tentu saja, terima kasih kepada Israel yang menjadikan keadaan demikian.
    Menyalakan lilin di atas meja, bukan karena kami mempunyai acara spesial, tidak ada yang berulang tahun. Lilin, sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kami penduduk Gaza. Lilin, menjadi satu-satunya sumber cahaya, karena kini tidak ada lagi aliran listrik.
    Lampu-lampu padam. Ayah seperti biasanya bertanya jika ruangan tampak gelap, “Apakah listrik padam?”
    Tertawa mendengar pertanyaannya, serentak kami menjawab–seperti biasanya, “Ya.”
    Ibu mempersiapkan sesuatu di dapur. Ia agak kesal melihat peralatan dapurnya kini tak berdaya. Ia mulai mengutuk Israel, seperti sejak hari pertama mereka menginjakkan kakinya di tanah kami. Sadar peralatannya tidak lagi berguna sekarang, ia mulai mempersiapkan makan malam dengan “tangan kosong”.
    Adik perempuanku, yang mengeluhkan membaca buku dalam keadaan gelap membuat kepalanya sakit, mencoba pergi ke kamar untuk segera tidur. Tapi matanya tidak dapat terpejam, maka ia pun mendekati ibu, yang kemudian menceritakan kisah perjalannya di masa lampau, ketika ia pergi ke Tepi Barat.
    Kasihan Israel! Mereka tidak tahu, bahwa apapun yang mereka lakukan terhadap kami, tindakan mereka hanya menambah erat ikatan batin kami dengan tanah air tercinta.
    Adik kecilku yang laki-laki, seorang penggemar klub sepakbola Barcelona, gusar karena ia lagi-lagi tidak bisa menyaksikan pertandingan klub kesayangannya. Tidak lagi bisa berteriak seru ketika para pemain andalannya melesakkan gol ke kandang lawan.
    Sebenarnya, aku suka belajar dengan diterangi cahaya lilin. Rasanya romantis, dan perhatian tidak lagi terpecah dengan hal-hal yang bisa membuang waktu percuma, terutama saat musim ujian sekolah.
    Sayangnya, tidak banyak orang yang memiliki perasaan dan pikiran yang sama. Banyak orang yang tidak bisa belajar hanya dengan sedikit cahaya dari lilin. Sebagian, karena memilki masalah dengan penglihatannya.
    Ibu yang mulai kedinginan, meminta agar penghangat ruangan segera dinyalakan. Beliau lupa jika alat itu hanya bisa bekerja dengan tenaga listrik.
    Aku jadi merinding, membayangkan banyak orang–dalam keadaan dingin yang mengigit seperti ini–tidak lagi memiliki tempat bernaung, karena rumah mereka rusak atau bahkan hancur lebur dihantam senjata-senjata Israel yang menyerang Gaza.
    Berita yang dulu hanya rumor, kini menjadi kenyataan: Al-Dardasawi, direktur humas perusahaan listrik satu-satunya di Gaza, Sabtu pekan lalu mengumumkan bahwa mereka mulai kehabisan bahan bakar. Tidak ada alasan lain yang disampaikan, kecuali karena Israel memblokade masukknya bahan bakar ke Gaza.
    Satu kebenaran yang lucu, tetapi pahit adalah, bahwa kami orang-orang Gaza sanggup bertahan dalam keadaan yang sangat buruk sekalipun. Kehidupan dalam kurungan blokade brutal Israel selama tiga tahun ini, yang mengajarkan kami untuk tetap bertahan.
    Israel sedikit demi sedikit melucuti hak-hak asasi kami, hingga kami tak memiliki apa-apa lagi. Sebelumnya, mereka mengurangi jumlah bahan bakar yang boleh masuk ke Gaza, sehingga kami terpaksa harus hidup dalam kegelapan selama delapan jam setiap beberapa hari. Kami pun berusaha menyesuaikan diri, dan berpikir, “Baiklah, delapan jam setiap beberapa hari lebih baik daripada delapan jam setiap hari.”
    Kemudian, persediaan bahan bakar pun semakin dikurangi oleh Israel. Hingga kami harus hidup tanpa listrik 8 hingga 10 jam setiap harinya. Kami pun berpikir, “Baiklah, kami sanggup mengatasinya. Kami masih ada listrik, meskipun sedikit. Bukankah separuh potong roti lebih baik daripada tidak ada sama sekali?”
    Keadaan seperti ini sudah lama berlangsung. Tidak hanya dengan listrik, tapi juga dengan barang-barang kebutuhan dasar lainnya; makanan, bahan bakar, dan bahkan susu untuk anak-anak.
    Israel melucuti hak-hak asasi kami, dan mereka ingin kami berterima kasih karena mereka mengembalikannya sedikit kepada kami. Sedikit dari banyak yang telah mereka ambil dari kami.
    Apakah Israel dan seluruh dunia pikir, dengan mengembalikan sedikit dari apa yang sebenarnya menjadi milik kami, akan membuat kami lupa dengan kepungan yang tidak manusiawi ini, lupa dengan para pengungsi, lupa dengan hak untuk kembali ke tanah air, tanah kami yang dijajah, dengan Yerusalem?
    Apakah mereka pikir kami akan berterima kasih, jika mereka mengembalikan apa yang sebenarnya memang milik kami?
    Wahai Israel, kami tidak akan berterima kasih. Karena apa yang kalian beri, adalah memang sesungguhnya milik kami. Kami punya hak sebagai manusia. Kami punya hak sebagai orang Palestina.
    Dan apakah setelah semua yang telah kalian perbuat kepada kami, kalian akan bertanya; “Mengapa orang Palestina marah?” [di/plt/www.hidayatullah.com]

    Tazkirah: Lelaki Pelindung Wanita

    Tazkirah: Lelaki Pelindung Wanita

    Posted by Badar Sejaya On 6/02/2010 05:23:00 PM 0 ulasan
    Assalamualaikum kepada ikhwan dan akhawat sekalian,

    Saban hari permasalahan sosial sekarang seperti isu buang bayi, pelacuran, bohsia dan sebagainya semakin meruncing. Masyarakat terus menyalahkan pihak wanita yang kononnya lemah, mudah terpedaya dan sebagainya. Namun, kita sering melupakan bahawa isu ini bukan hanya berpunca dari satu pihak sahaja. 'Tepuk sebelah tangan takkan berbunyi'. Kita alpa bahawa kelahiran yang sepatutnya suci murni itu turut dicemarkan oleh "ayah" yang tidak bertanggungjawab. Maka, seeloknya kita merenung kembali peranan lelaki terhadap wanita seperti yang dianjurkan oleh Allah dalam Al-Quran:

    "Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita oleh kerana Allah telah melebihkan sebahagian mereka (lelaki) atas sebahagian yang lain (wanita) dan mereka (lelaki) telah menafkahkan sebahagian daripada harta mereka..." (al-Nisa', 4:34)

    Jika kita sama-sama hayati ayat ini, terdetikkah di hati kita betapa besar dan beratnya amanah yang telah Allah berikan kepada kaum lelaki untuk menjadi pemimpin pada wanita. Betapa Allah telah memberi kepercayaan pada lelaki untuk memikul amanah itu kerana beberapa kelebihan yang Allah berikan pada lelaki dan tidak ada pada wanita.

    Namun, hari ini, adakah lelaki telah berperanan sebagai pemimpin dan adakah wanita juga telah menjalankan peranan sebagai orang yang dipimpin? Ayuh kita muhasabah diri!




    Lelaki itu sepatutnya pemimpin, bukan diktator!

    Allah telah memuliakan lelaki sebagai pemimpin kepada wanita. Islam telah meletakkan garis panduan yang lengkap seharusnya bagaimana peranan pemimpin yang dimainkan oleh lelaki. Peranan lelaki sebagai suami, ayah, abang dan anak itu adalah sebagai pelindung kepada wanita-wanita di bawah tanggungjawabnya. Antara peranan lelaki dalam melindungi wanita dan keluarganya adalah:

    • Memastikan prinsip Islam terlaksana dalam keluarga.
    • Menjadi teladan yang baik.
    • Memastikan komunikasi yang baik dalam keluarga.
    • Memastikan keluarga terhindar dari azab neraka.

    "Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan ahli keluargamu dari api neraka.."
    (At-Tahrim, 66:6)

    Wahai lelaki, jika anda tahu betapa pentingnya peranan anda dalam kehidupan wanita, pasti anda sebagai lelaki tidak akan sanggup membiarkan kekasih-kekasih anda membuang 'benih' yang telah anda semai. Pasti anda tidak sanggup membiarkan ibu anda meniti hari-hari tua tanpa kasih sayang dari anda, dan pasti jua anda tidak tegar untuk menjadi dayus dengan membiarkan isteri-isteri dan anak-anak perempuan anda dipukul, dan dibiarkan tanpa pembelaan dan nafkah.

    Namun, bagaimana seharusnya lelaki sebagai pemimpin, adakah umpama diktator yang hanya memberi arahan? Tidak sama sekali! Islam tidak pernah memuliakan lelaki sebagai pemimpin dengan tujuan supaya ia dapat menindas kaum perempuan. Malah Islam telah menganjurkan lelaki supaya berlemah lembut dengan wanita.

    Misalnya, suami diangkat sebagai ketua keluarga, namun Islam tidak menidakkan hak isteri untuk berbincang dan memberi idea atau pendapatnya. Islam meletakkan hak pada suami untuk memukul isteri, namun ia adalah jalan terakhir dan dilakukan dengan penuh hikmah. Bahkan Rasulullah sendiri menganjurkan supaya berbuat baik dengan isteri.


    Sesungguhnya, wanita itu satu amanah dari Allah, maka lindungilah ia kerana ia jua sebahagian dari lelaki.

    "Wahai manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada kedua-duanya Allah mengembangbiakkan lelaki dan perempuan yang banyak" (Surah Al- A'raf:189)




    Wahai wanita, binalah perisai pelindung dirimu!

    Hakikatnya, kita mengakui bahawa wanita dan lelaki itu saling melengkapi. Jika lelaki itu memang menjadi pelindung, namun apakah kita sebagai wanita sendiri hanya bergantung pada pelindung itu tanpa mahu berusaha membina perisai pelindung diri sendiri?

    Hakikatnya, perlu ada gabungan lelaki yang menjadi pelindung dan jua wanita yang utuh menghijab diri untuk melindungi dirinya. 'It takes two to tango'. Salah menyalahkan tidak akan menyelesaikan isu gejala sosial pada hari ini, malah akan menyebabkan kita hilang fokus untuk menyelesaikan masalah itu.


    Lalu, bagaimana untuk wanita membina perisai pelindung?

    Pertama sekali, berani untuk katakan "TIDAK" pada mana-mana lelaki yang mempergunakan, memperalatkan wanita untuk mencapai apa yang mereka ingini. Bentengkan diri kita dengan hijab kerana wanita itu umpama permata yang menjadi rebutan setiap kaum adam. Biar kita tak 'glamour' dek nama yang sentiasa meniti di bibir lelaki kerana keseksian kita, tapi akhirnya menjadi mangsa mereka. Biar kita dikatakan kolot sebab tidak bergaul dengan lelaki, tapi yang penting kita pertahankan maruah kita.

    Kedua, jangan biarkan diri ditindas lelaki yang durjana! Lembut biar bertempat, malu biar kena gayanya. Bersuara bila perlu, bangkit bila hak kita dan maruah kita dicabul. Islam tidak pernah menafikan hak dan kepentingan wanita, malah membela wanita dan menyanjung tinggi wanita.

    Ketiga, tuntutlah ilmu sebanyak mungkin. Dengan ilmu nasib terbela. Dengan ilmu, kita tahu mana hak-hak kita bila kita tertindas. Jangan tewas pada orang yang sewenang-wenangnya menggunakan nama agama untuk menafikan hak wanita, sedangkan Islam itu sendiri memberikan hak yang seadil-adilnya kepada wanita sebagai isteri, ibu dan anak.




    Wahai Adam,


    Sedarlah dirimu itu pemimpin. Maka persiapkanlah dirimu itu selayaknya untuk memegang amanah Allah itu.

    Wahai wanita,

    Ketahuilah, dirimu disanjung dan dimuliakan oleh Allah. Letakkanlah dirimu selayaknya supaya maruah dan kemuliaanmu tidak tercemar. Dirimu begitu berharga, jika Adam itu sudah tidak mampu menjadi pelindungmu, maka binalah perisai pelindung dirimu.

    Semoga Allah mengurniakan kebaikan untuk kita semua. Wallahu A'lam bi As-Sawaab.