Menurut kantor berita Italia berdasarkan perkiraan, setelah hasil studi populasi yang dilakukan secara mendalam, terungkap bahwa proporsi umat Muslim di Belgia saat ini merupakan 5,8% dari populasi total penduduk Belgia.
Gelombang utama imigran dari negara-negara Muslim ke Belgia dimulai pada awal tahun 1960-an ketika perjanjian migrasi ditandatangani dengan Maroko dan Turki dan kemudian pada akhir 1960-an dengan Aljazair dan Tunisia. Berbeda dengan Belanda, Belgia tidak memiliki hubungan dengan dunia Muslim selama periode kolonial. Pada tahun 1974 Belgia menerapkan kondisi ketat masuknya tenaga kerja asing tapi tetap menjadi salah satu negara yang paling liberal di Eropa untuk kebijakan reuni keluarga.
Saat ini Belgia menempati urutan atas bersama dengan negara-negara Eropa lainnya seperti Perancis dan Swiss yang memiliki pertumbuhan umat Islamnya cukup signifikan dari tahun ketahun.
Pada distribusi geografis umat Islam di negara ini, diperkirakan bahwa proporsi di utara dan selatan Belgia sampai dengan 4% di masing-masing wilayah tersebut, tetapi mengalami peningkatan yang luar biasa di ibukota Brussels, dimana umat Islam sampai 22% dari total penduduk, namun angka yang dipublikasikan oleh beberapa surat kabar lokal menyebutkan bahwa umat Islam Brussel menempati 33% dari total penduduk.
Pengamat menegaskan bahwa estimasi ini membuka pintu kontroversial secara sosial, politik dan juga terkait dengan masalah integrasi, identitas dan kebijakan imigrasi.
Pada tahun 2008, seorang ahli sosiologi Belgia menyebutkan bahwa secara statistik menyatakan bahwa umat Islam bisa menjadi mayoritas penduduk di kota Brussel hanya dalam periode 15 sampai 20 tahun ke depan.
Pada tahun 2007, sosiolog Jan Hertogen menerbitkan statistik yang menunjukkan bahwa imigran Maroko (264.974) telah menggantikan imigran Italia (262.120) sebagai kelompok imigran terbesar di Belgia per 1 Januari 2004. Turki berada di tempat ketiga dengan 159.336 orang. eramuslim.com
No comments:
Post a Comment