Abd Al-Wahab Khallaf Pakar Usul Fikih
HUJJATUL ISLAMUlama asal Mesir ini juga sangat menguasai ilmu tata negara.Nama besar Abd al-Wahab Khallaf tak asing bagi mahasiswa yang belajar di Fakultas Syariah, Tarbiyah, Ushuluddin, Dakwah, maupun Adab. Ia adalah guru besar bidang ilmu usul fikih dari Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir. Tokoh yang satu ini, memiliki beberapa buah karya dalam bidang ilmu Ushul al-Fiqh. Kepakarannya dalam bidang ini tak perlu diragukan. Sebab, dari karya-karyanya, menggambarkan luasnya pengetahuan dan kedalaman ilmu si penulisnya.Dan, bagi mahasiswa yang intens mendalami materi hukum Islam, nama Abd al-Wahab Khallaf senantiasa disebut bersamaan dengan karya-karya dalam usul fikih itu. Ia membahas berbagai macam kaidah-kaidah usul fikih dan mengkaji berdasarkan pemahamannya dari karya-karya ulama terdahulu, seperti Muhammad bin Idris asy-Syafii dan Jalaluddin as-Suyuthi.Sebagaimana pokok pembahasan ilmu usul fikih, Abd al-Wahab Khallaf, juga membahas bidang-bidang pokok itu. Seperti sumber-sumber hukum Islam, mulai dari Alquran, Hadis, Ijma, Qiyas, Ijma sahabat, Maslahah al-Mursalah, Syaddu adz-Dzarai, Hukum Adat, Istihsan, dan Istishab.Tak lupa pula, Abd al-Wahab mengupas tujuan, prinsip, serta asas hukum Islam. Termasuk, kaidah usul fikih yang lima, yakni ,Al-Masyaqqat Tajlib at-Taisir, al-'Adah Muhakkamah, Ad-Dlararu Yuzalu, Al-Yaqinu La Yuzalu bi asy-Syak dan al-Umuru bi Maqashidiha.Polemik negara IslamNamun, tak hanya bidang usul fikih, Dr Abd al-Wahab Khallaf juga terkenal dengan penguasaan pada bidang ilmu tata negara (al-ahkam as-Sulthaniyah atau as-Siyasah).Kepakarannya dalam bidang ini, tampak saat ia mengomentari pandangan Syekh al-Azhar, yakni Ali Abd al-Raziq, yang menyatakan Islam tidak pernah membahas masalah politik. Gara-gara pandangan 'nakal' Ali Abd al-Raziq ini, jabatannya sebagai hakim di Mahkamah Syar'iyyah, akhirnya dicopot. Bahkan, beberapa ulama ada yang mengafirkannya. Pandangan Ali Abd al-Raziq itu dibantah oleh banyak ulama. Dan, salah satunya adalah Abd al-Wahab Khallaf.Pandangan Ali Abd al-Raziq itu bermula ketika runtuhnya Dinasti Turki Usmani (Ottoman) pada 1924. Peristiwa itu menandai berakhirnya sistem khilafah (pemerintahan) Islam di muka bumi. Namun, semangat sebagian kalangan untuk membangkitkan negara Islam tidak serta padam. Di saat yang sama, kalangan yang kontra terhadap keberadaan negara Islam gencar memublikasikan gagasan penegasian khilafah.Perdebatan tentang keberadaan negara Islam lantas tumbuh kembang di beberapa negara seperti Turki dan Mesir. Di Mesir, pada 1925, Ali Abd al-Raziq, seorang hakim Mahkamah Syariat Mesir, menulis sebuah buku kontroversial. Bukunya berjudul al-Islam wa Ushul al-Hukmi; bahtsun fi al-khilafah wa al-hukumah fi al-Islam. Dalam karyanya tersebut, Abd al-Raziq beranggapan Islam tidak ada kaitannya dengan otoritas politik dan negara. Fakta tersebut bisa dirujuk dari teks Alquran dan biografi Rasulullah. Menurutnya, teks Alquran...
No comments:
Post a Comment