Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Ya Allah,
hindarkanlah diri kami dari menghujat shahabat Nabi.
Apa yang terjadi di antara mereka adalah kehendak-Mu.
Mereka telah melihat dan bersentuhan dengan Nabi SAW
yang mulia, dan mereka beriman. Tiada pantas bagi kami
untuk menilai, apalagi menghujat mereka.
Tampaknya mas Rostian dan mas Taufiq ini belum pernah
merasakan pengaruh yang luar biasa dari pertemuan
dengan seorang Ulama yang shaleh. Pengaruh bertemu
Rasulullah SAW bagi orang yang beriman benar-benar
luar biasa. Shibghah ini tidak kita alami. Jadi jangan
sok jago menghakimi shahabat Nabi.
Sebelumnya sudah kita lihat hadits-hadits tentang Abu
Bakar dan keistimewaannya, sehingga bahkah Ali bin Abi
Thalib pun menempatkannya di urutan tertinggi di
antara shahabat Nabi. Berikut ini keistimewaan Umar
dan berita surga baginya dari Rasulullah SAW:
1. Rasulullah SAW pernah berdoa: "Ya Allah kuatkan
Islam dengan Umar Al-Khatab atau Abu Jahal b. Hisyam."
(HR At-Thabrani)
2. Rasulullah SAW juga pernah berdoa: "Ya Allah
kuatkan Islam dengan Umar Al-Khatab." (HR At-Thabrani)
3. Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila Umar memeluk Islam, Jibrilpun datang dan
berkata : "Ya Muhammad, sesungguhnya seluruh makhluk
langit bergembira dengan islamnya Umar"
(HR Ibnu Majah)
4. Nabi SAW bersabda: :Aku bermimpi bahwa aku berada
dalam Surga. aku lihat seorang perempuan sedang
berwudhu dekat sebuah istana. Aku bertanya untuk siapa
istana ini. Katanya : 'Untuk Umar'." (HR Bukhari dan
Muslim)
5. Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah menjadikan
lidah dan hati Umar itu di atas kebenaran." (HR
At-Turmudzi)
6. Nabi SAW bersabda: "Seandainya setelah aku ada
nabi, sudah pasti Umarlah orangnya." (HR At-Turmudzi)
7. Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya aku lihat
syaitan-syaitan dari kalangan jin dan manusia lari
lintang pukang dari Umar." (HR At-Turmudzi)
8. Nabi SAW bersabda: "Umar adalah cahaya bagi
penduduk Surga."
9. Nabi SAW bersabda: "Semua malaikat di langit
menyayangi Umar dan semua syaitan di dunia melarikan
diri dari Umar."
10. Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya ada seseorang di
kalangan umat sebelum kamu yang menjadi sebutan ramai
(kerana kebaikannya) , jika perkara ini terjadi dalam
umat Islam, sudah tentu Umarlah orangnya." (HR
Bukhari)
11. "Tidak ada sesuatu perkara yang diperkatakan oleh
orang ramai dan kemudian diperkatakan oleh Umar,
niscaya turunlah al-Quran sebagaimana yang dilafazkan
oleh mulut Umar." (Kata-kata Abdullah bin Umar)
12. Nabi SAW bersabda: "Ikutlah dua orang sesudahku,
Abu Bakar dan Umar." (HR Abu Dawud)
13. Nabi bertanya kepada Jibril As: "Sifatilah Umar!"
Jibril menjawab: "Seandainya seluruh lautan dijadikan
tinta dan seluruh pohon menjadi penanya, semua itu tak
cukup untuk menuliskan kebaikan Umar bin Khattab."
Nabi bertanya lagi: "Sifatilah Abu Bakar!" Nabi
menjawab: "Kebaikan Umar baru sebagian dari kebaikan
Abu Bakar." (Nashaihul Ibaad - Syaikh Ahmad Ibnu Hajar
Al-Atsqolani)
Tidakkah hati kita bergetar mendengar seluruh hadits
dan atsar tentang Umar di atas. Berani sekali ada
orang menilai shahabat dari suatu peristiwa yang tidak
dilihatnya sendiri tapi ditafsiri dengan seenaknya
sendiri. Bukankah Kang Jalaluddin Rahmat telah
mengatakan bahwa belajar Al-Qur'an dan Hadits itu
perlu dukungan berbagai ilmu, seperti Nahwu, Sharaf,
Balaghahm Badi', Ma'ani, Mantiq, Asbabunnuzul, Asbabul
wurud, ulumul tafsir, dan lain-lain. Kalau anda sudah
bisa itu semua pun anda belum pada kapasitas menilai
shahabat. Mereka telah bertemu dan melihat Rasulullah.
Lha wong mimpi ketemu Rasulullah saja shibghahnya
sudah luar biasa.
Seluruh kejadian yang diceritakan Ibnu Abbas dalam
hadits menjelang wafatnya Nabi tidak ada yang
menunjukkan keburukan shahabat. Perdebatan mereka
sangat manusiawi karena Nabi memang sedang sakit dan
suhu badan beliau amat tinggi. Adalah wajar bila Nabi
mendiktekan (bukan menulis - karena beliau tak bisa
baca tulis) sesuatu, hal itu harus dilakukan dalam
kondisi normal. Bukankah pertimbangan itu sangat
wajar. Bagaimana bila Nabi berpesan sesuatu kemudian
shahabat berselisih akibat pesan itu karena (bisa
jadi) ada yang beralasan bahwa itu didiktekan Nabi
dalam keadaan sakit keras dan beliau terpengaruh suhu
badan yang sangat tinggi? Al-Qur'an adalah pegangan
yang memadai, bukankah Nabi juga telah berpesan dalam
pidato Haji Wada': "Persaksikan, bukankah semua sudah
kusampaikan?"
Ketika perdebatan itu memanas dan tidak mencapai titik
temu, permintaan mereka agar keluar dari ruangan juga
manusiawi. Tidak baik berdebat di hadapan orang sakit.
Ini bukan perkara mereka menentang Nabi atau sengaja
bersikap tidak sopan di depan Nabi.
Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah menjadikan
lidah dan hati Umar itu di atas kebenaran." (HR
At-Turmudzi)
Nabi SAW bersabda: "Seandainya setelah aku ada nabi,
sudah pasti Umarlah orangnya." (HR At-Turmudzi)
Sabda Nabi ini bahkan lebih tegas daripada: "Kedudukan
Ali di sisiku bagaikan kedudukan Harun di sisi Musa."
Sudah jelas Nabi Musa dan Nabi Harun adalah sepupu,
demikian pula Nabi Muhammad dan Ali. Bisa jadi yang
dimaksud Nabi disini adalah hubungan keluarga
tersebut.
Nabi SAW bersabda: "Aku bermimpi bahwa aku berada
dalam Surga. aku lihat seorang perempuan sedang
berwudhu dekat sebuah istana. Aku bertanya untuk siapa
istana ini. Katanya : 'Untuk Umar'." (HR Bukhari dan
Muslim)
Semoga Allah mengampuni.
Al-Faqiir ila rahmati Rabbihi al-Ghaffaar
H.M. Dawud Arif Khan
Sabda Nabi
--- "Rostian, Muhamadian" <rostianm@...> wrote:
> Assalamu'alaikum Wr. Wb.
>
>
> Sdr. M.Dawud Khan S.E., M.Si., Ak., BAP, terima
> kasih atas tulisannya, saya pribadi sudah pernah
> membaca hadis-hadis yang anda tuliskan mengenai
> sahabat-sahabat Rasullullah saw tetapi ada juga
> hadis-hadis yang menurut jalur yang sahih juga
> menunjukkan bahwa kita tidak bisa memukul rata semua
> orang yang hidup pada zaman Nabi saw adalah sahabat
> yang tulus. Saya lampirkan beberapa hadis dan ayat
> Al-Qur'an yang mendukung pandangan saya ini (mohon
> dicatat bahwa hadis-hadis ini adalah dari Shahih
> Bukhari dan Shahih Muslim bukan hadis dari Jalur
> Syi'ah) :
>
> (QS 49:1) : Hai orang-orang beriman, janganlah kamu
> mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada
> Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
> Mengetahui.
>
> (QS 49:2) : Hai orang-orang yang beriman, janganlah
> kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan
> janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang
> keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu
> terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus
> (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.
>
> SAHIH BUKHARI Volume 9, Buku 92, Nomor 468 :
> Diriwayatkan oleh Ibnu 'Abbas :
>
> Ketika waktu wafat Rasulullah saww telah mendekat
> dan ketika itu beberapa orang berada di rumah
> beliau, dan ada diantara mereka 'Umar ibn
> Al-Khattab, Rasulullah s.a.w. bersabda, "
> Mendekatlah kemari dan biarkan aku menulis untuk
> kamu yang sesudahnya kalian tidak akan pernah
> tersesat." Umar berkata, " Rasulullah dalam keadaan
> sakit yang serius, dan kita sudah punya Al'Qur'an,
> jadi Kitab Allah sudah cukup untuk kita".
> Orang-orang yang berada di dalam rumah berbeda
> pendapat dan bertengkar. Beberapa orang berkata, "
> Mendekatlah kemari sehingga Rasulullah saww bisa
> menuliskan untukmu suatu tulisan dimana sesudah itu
> kita tidak akan pernah tersesat." sedangkan yang
> lain berkata seperti apa yang telah Umar katakan.
> Ketika mereka membuat suasana menjadi ramai/ribut
> dan bertengkar hebat di hadapan Rasulullah saww,
> beliau saww bersabda, " Pergi dan tinggalkan aku."
> Ibnu 'Abbas biasa berkata, " Adalah suatu musibah
> yang besar dimana perbedaan mereka dan keributan
> mereka menghalangi Rasulullah saww dari menuliskan
> tulisan itu untuk mereka."
>
> SAHIH MUSLIM - Buku 013, Nomor 4016
>
> Ibnu Abbas meriwayatkan : Ketika Rasulullah saww
> hampir wafat, ada beberapa orang yang berada
> disekitar beliau di rumahnya, 'Umar bin Khattab
> salah satunya. Rasulullah saww bersabda : "Mari,
> saya akan tuliskan satu dokumen, kalian tidak akan
> tersesat setelah itu. Kemudian Umar berkata :
> Sesungguhnya Rasulullah saww sedang dalam keadaan
> sakit yang berat. Kalian punya Qur'an diantara
> kalian. Kitab Allah sudah cukup untuk kita.
> Orang-orang yang berada dalam rumah kemudian berbeda
> pendapat. Sebagian berkata : Bawakanlah (alat
> tulis), sehingga Rasulullah saww bisa menuliskan
> dokumen untuk kalian dan kalian tidak akan tersesat
> sesudah beliau (wafat) dan beberapa yang lain
> berkata apa yang Umar telah katakan. Ketika mereka
> telah bicara dengan seenaknya dan mulai bertengkar
> di hadapan Rasulullah saww, beliau saww berkata :
> "Berdiri (dan pergi)".'Ubaidullah berkata : Ibnu
> Abbas biasa berkata : Adalah suatu kerugian yang
> sangat besar, kerugian yang sangat besar,
> dikarenakan pertengkaran dan keributan mereka.
> Rasulullah saww tidak bisa menuliskan (atau
> mendiktekan) dokumen tersebut untuk mereka.
>
> Pertanyaan saya : pantaskah sahabat Rasulullah saww
> bertengkar dan meninggikan suara mereka di depan
> beliau ? Apa motivasi mereka melarang Rasulullah
> saww ?
>
> Mengenai Muawiyah, dalam hadis yang saya kirimkan
> sebelumnya bisa dijadikan indikasi dimana Muawiyah
> menanyakan kepada Sa'd bin Abi Waqqas (sebagai calon
> gubernur) mengapa dia tidak mau menghujat Ali bin
> Abi Thalib kw.
>
> Pertanyaan saya : Pantaskah seorang sahabat
> Rasulullah saww berperilaku seperti itu ? Saya
> cantumkan lagi hadisnya (sekali lagi mohon dicatat
> bahwa hadis ini adalah dari Shahih Muslim bukan dari
> jalur Syi'ah) :
>
> Hadith ini diriwayatkan atas otoritas Shu'ba dari
> Amir bin Sa'd bin Abi Waqqas meriwayatkan atas
> otoritas ayahnya yang berkata bahwa Muawiya bin Abi
> Sufyan mengangkat Sa'd menjadi Gubernur dan berkata
> : Apa yang menghalangimu dari menghujat Abu Turab ?
> (Ali bin Abi Thalib kw.), kemudian ia menjawab :
> adalah karena saya ingat Rasulullah saww pernah
> bersabda mengenai 3 hal tentang dia (Ali kw.)
> sehingga saya tidak akan menghujat dia dan kalau
> saya menemukan satu saja dari tiga hal tersebut pada
> saya, akan saya lebih sukai dari seekor unta merah.
> Saya mendengar Rasulullah saw bersabda tentang Ali
> kw. ketika meninggalkannya untuk perang Tabuk. Ali
> kw berkata kepadanya (Rasulullah saw) : Rasulullah
> engkau meninggalkan aku bersama perempuan dan
> anak-anak kecil. Kemudian Rasulullah saww bersabda
> kepada Ali kw : Tidakkah kamu puas menjadi padaku
> seperti Harun terhadap Musa, tetapi dengan
> pengecualian bahwa tidak ada kenabian sesudahku. Dan
> aku juga pernah mendengar beliau saww bersabda pada
> Hari Khaibar : Aku akan memberikan bendera ini
> kepada seseorang yang cinta kepada Allah dan
> Rasulnya dan Allah dan Rasulnyapun mencintainya.
> Kemudian kami semua gelisah menunggu siapa orang
> tersebut, kemudian beliau saw bersabda : Panggil
> Ali. Kemudian Ali kw dipanggil dan matanya sedang
> dalam keadaan bengkak. Beliau saw menaruh ludah pada
> mata Ali kw dan memberikan bendera kepadanya, dan
> Allah memberikan kemenangan kepadanya. (Hal yang
> ketiga) adalah ketika ayat 61 dari Ali Imran turun :
> " Mari panggillah anak-anak kami dan anak-anak kamu"
> , Rasulullah saw memanggil Ali a.s. , Fatima a.s.,
> Hasan a.s. dan Huseina.s. dan berkata : Ya Allah,
> mereka adalah Ahlul Baytku.
>
> Shahih Muslim -Buku 31, Nomor 5915
>
>
> Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
>
> Muhamadian
No comments:
Post a Comment